Oleh:
ADITYA CANDRA UTAMA,S.Kom.I (Penulis ialah Pemerhati Badminton Tanah Air dan Anggota Gerakan Pemuda ANSOR Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu)
BENGKULU, Siberkreatif.com – Baru usai kejuaraan bergengsi badminton level Internasional (dunia) ajang kompetisi ‘Kejuaraan Dunia Badminton tahun 2025’ di Paris Francis.
Semua atlit badminton dari berbagai belahan Negara di dunia ikut ambil bagian untuk berkompetisi secara sehat, sengit dan tajam.
Bukan hanya Indonesia tercinta kita saja melainkan semua atlit-atlit terbaik badminton dunia juga berdatangan.
Untuk lolos saja mendapatkan tiket peserta ajang WBC Internasional tahun 2025 harus mengantongi tiket level ranking dunia 1-20 dimasing-masing sektor.
Itu artinya, tidaklah mudah bagi seorang atlit untuk bisa lolos mendapatkan tiket sebagai peserta melainkan harus kerja keras maksimal.
Dilansir dari berbagai informasi yang penulis dapatkan bahwa, perjalanan atlit-atlit badminton tanah air (Indonesia) tidaklah mudah berkompetisi di ajang level Kejuaraan Dunia Badminton Championship tahun 2025.
Banyak yang terhenti langkahnya baru memasuki babak fase awal laga, ada juga terhenti di R32, R16 dan hanya lolos hingga babak Quarter Final (Perempat Final) hanya di sektor tunggal putra melalui Jonathan Christie alias Jojo, lalu pasangan ganda putri Indonesia Ana/Tiwi dan satunya lagi sektor tunggal putri Putri Kusuma Wardani (PKW).
Hampir semua sektor dihuni oleh atlit-atlit hebat papan atas yang levelnya sangat jauh dari realita dimiliki atlit badminton bangsa Indonesia kita.
Hanya kejutan super yang datang dari sektor tunggal putri Putri Kusuma Wardani (PKW) yang di laga quarter final (perempat final) berhasil menumbangkan Pusarlah V Sindhu tunggal putri India merupakan Mantan Juara Dunia sektor tunggal putri tahun 2017.
Dibawah komando Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) Komisaris Jenderal Polisi Dr. Mohammad Fadil Imran dan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Taufik Hidayat tentu telah berupaya secara maksimal dalam membekali atlit-atlit badminton tanah air Indonesia sebelum menuju ajang kejuaraan bergengsi badminton Internasional Kejuaraan Dunia 2025 ini.
Dikutip dari berbagai sumber yang didapat penulis, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Taufik Hidayat secara sontak terkejut dan tidak menyangka jika persiapan dan kesiapan secara matang selama ini belum membuahkan hasil maksimal sesuai yang diharapkannya bersama jajaran PBSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Putri Kusuma Wardani (PKW) ialah satu-satunya wakil merah putih tersisa hingga laga semifinal di ajang bergengsi badminton Internasional Kejuaraan Dunia tahun 2025 ini dimana di laga semifinal PKW harus mengakui keunggulan tunggal putri Jepang Akane Yamaguchi ranking 4 dunia dengan bermain ketat dan skor hingga rubber game (tiga game) yakni di set pertama PKW kalah 13-21, lalu di set kedua PKW bangkit meraihnya dengan perolehan skor 21-14 dan di set penentu (ketiga) PKW benar-benar kehabisan tenaga dan energi hingga harus menyerah secara telak 6-21.
Ini artinya, bukanlah suatu akhir dari semua perjalanan sosok PKW (Putri Kusuma Wardani) melainkan merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi dirinya, keluarga, bangsa dan negara Indonesia bahwa satu-satunya wakil merah putih tersisa hingga laga semifinal hanya di sektor tunggal putri melalui PKW ini.
PKW bisa dikatakan pahlawan penyelamat muka bangsa Indonesia ditengah paceklik gelar juara yang selama ini telah dinantikan hampir puluhan tahun bahkan belasan tahun semua sektor di ajang olahraga badminton ini, Indonesia puasa gelar.
Melalui pejrua keras diraih PKW ini perlu diketahui bersama bahwa terakhir wakil merah putih sektor tunggal putri Indonesia di ajang kejuaraan dunia badminton internasional mencapai puncak hingga lolos semifinal meraih medali perunggu di tahun Kejuaraan Dunia 2015 melalui Lindaweni Fanetri.
Itu artinya, telah sepuluh tahun (10) lebih puasa gelar bagi bangsa Indonesia khusus di sektor tunggal putri ini.
Mari kita semua berbenah diri, intropeksi diri terkhusus pengurus PBSI dan jajarannya agar kedepan atlit-atlit badminton tanah air Indonesia diseluruh bidang sektor bisa kembali bangkit menorehkan prestasi-prestasi terbaiknya seperti yang telah diraih oleh atlit-atlit badminton terbaik Indonesia sebelumnya saat era kejayaan Rudi Hartono, Susi Susanti, Alan Budikusuma, Hendra/Markis Kido (Almarhum), Taufik Hidayat hingga terakhir ke masa/era Greysia Polii berpasangan dengan Apriyani Rahayu meraih ‘medali emas’ di ajang Olympic Games (Olympiade Dunia) tahun 2020 di Tokyo Jepang.
Tidak ada kata tidak mungkin, tidak ada kata mustahil dalam hidup ini selagi masih diberi kesempatan bernafas dan menghirup udara dimuka bumi ini atas izin Allah SWT Tuhan Maha Kuasa, mari kita bangkit dan semangat kembali demi harkat dan martabat bangsa Indonesia tercinta kita ini.
Bravo Badminton Indonesia, Jaya dan bangkit kembali meraih prestasi di ajang kompetisi bergengsi Internasional untuk Indonesia!!!
Wallahu’alam.
Komentar