Jambore Pemuda BKAG Bengkulu: Seruan Damai dari Bumi Merah Putih

Bengkulu, siberkreatif.com –  Badan Kerja Sama Antar Gereja (BKAG) Provinsi Bengkulu merencanakan pelaksanaan Jambore Pemuda, sebuah agenda pembinaan generasi muda yang sarat semangat persaudaraan dan nilai kebangsaan. Rencana ini disampaikan langsung oleh Ketua BKAG Bengkulu, Moses Sinaga, saat beraudiensi dengan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, di Kantor Gubernur, Selasa (15/7).

Menurut Moses, kegiatan tersebut bertujuan membina karakter pemuda agar tidak terjerumus dalam jurang penyalahgunaan narkoba dan praktik judi daring yang kian mengintai.

“Jambore ini menjadi ruang pembinaan pemuda, khususnya untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba, judi online, serta memperkuat semangat moderasi beragama,” jelasnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini akan menjadi wadah bagi para pemuda untuk saling belajar, menguatkan nilai-nilai toleransi, dan memperteguh komitmen kebangsaan di tengah arus zaman yang deras membawa tantangan moral.

Rencananya, Jambore Pemuda BKAG akan digelar pada Agustus mendatang. Namun, kepastian waktunya masih akan dimatangkan melalui Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) BKAG.

“Kami juga berharap adanya dukungan dari Bapak Gubernur, khususnya dalam penyediaan lokasi kegiatan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Helmi Hasan menyambut baik inisiatif BKAG. Ia menilai, kegiatan semacam ini tidak hanya bernilai spiritual dan sosial, tetapi juga berdampak positif pada perputaran roda ekonomi daerah.

“Semakin banyak kegiatan, maka denyut ekonomi Bengkulu akan semakin terasa,” ucap Gubernur Helmi.

Helmi menyinggung keberhasilan Festival Tabut sebagai contoh bagaimana agenda berskala besar mampu membangkitkan geliat UMKM dan kunjungan wisatawan.

“Saat Festival Tabut digelar, kita melihat bagaimana sektor ekonomi masyarakat menggeliat luar biasa. Kita butuh lebih banyak agenda seperti itu,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan, Gubernur menawarkan dua opsi lokasi pelaksanaan jambore: Pantai Panjang, bagi yang menginginkan kedekatan dengan pusat kota, dan Taman Hutan Raya (Tahura), bagi yang mendambakan kesejukan alam terbuka yang lebih luas dan damai.

“Keduanya sama-sama representatif. Tinggal disesuaikan dengan konsep kegiatan,” tutupnya.

Komentar