Lewat Wejangan Bimwin, Penyuluh Agama Sampaikan Pencegahan Stunting Menurut Pandangan Islam

Kota Bengkulu290 Dilihat

 

 

KOTA BENGKULU, Siberkreatif.com – Pada kesempatan ini, salah satu Aparatur Sipil Negara Penyuluh Agama Islam (ASN PAI) Kementerian Agama unit kerja Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu Aditya Candra Utama,S.Kom.I menyampaikan pesan penting upaya pencegahan stunting dan menyiapkan generasi hebat serta kuat lewat wejangan bimbingan perkawinan (bimwin) disampaikan saat memberikan wejangan bimwin pada sejumlah pasangan calon pengantin (catin) tadi pagi di Balai Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu, Rabu (11/6/2025).

Berdasarkan analisa dan kajian penulis dan juga Penyuluh Agama dalam hal ini kalangan masyarakat umum, tentu upaya dan kerja keras semua lintas sektoral telah maksimal dalam menggelorakan semangat pencegahan stunting ini terkhusus dikalangan Penyuluh-Penyuluh Agam disuruh penjuru Nusantara khususnya di Bumi Merah Putih (Provinsi Bengkulu) disetiap unit kerja Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan-Kecamatan telah banyak berkontribusi disampaikan lewat wejangan bimbingan perkawinan (bimwin) atau bimbingan calon pengantin (catin) ini.

Secara umum Al-Qur’an mensinyalir pentingnya menyiapkan generasi yang kuat, sehat, cerdas dan kuat di antaranya dalam Qur’an Surat An-Nisa’ [4] ayat 9:

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Artinya, ”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir (terhadap kesejahteraannya). Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan berbicara dengan tutur kata yang benar”.

Kandungan ayat tersebut memerintahkan agar kita memiliki rasa khawatir meninggalkan anak keturunan yang lemah, baik dalam arti lemah secara fisik, psikis, ekonomi, kesehatan, intelektual, moral, dan sebagainya.

Ayat ini juga menurut pemahaman penulis mengandung pesan agar kita melindungi anak cucu kita bahkan yang belum lahir sekalipun jauh-jauh hari, jangan sampai nanti ia lahir dalam keadaan tidak sehat, tidak cerdas, kurang gizi, dan terlantar tidak terpelihara.

Selaras dengan ayat di atas, didalam sebuah hadits juga menyebutkan :

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:

Artinya, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.”

Hadis ini menerangkan pentingnya mempersiapkan generasi ummat yang kuat baik secara fisik dan juga mental.

Pastilah generasi yang kuat dan tangguh akan dilahirkan dari generasi yang memiliki cukup asupan gizi dan nutrisi yang sehat.

Selain itu, terdapat ayat tentang makan makanan yang halal dan baik.

Anjuran makanan bukan hanya yang halal tetapi juga yang baik, pada aspek nutrisi dan gizi.

Karena makanan yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan fisik maupun juga intelektualitas anak.

Pencegahan stunting ini juga berdasarkan pemahaman penulis juga termasuk dalam upaya untuk mengimplementasikan ayat Qur’an dalam surat An-Nisa [4] ayat 9 dan juga hadist telah disebutkan penulis diatas.

Jika stunting yang merupakan manifestasi dari kekurangan gizi dan nutrisi yang baik bagi janin dan balita, maka mencegah stunting berarti juga mencegah generasi yang lemah.

Mencegah stunting berarti mempersiapkan generasi umat yang kuat seperti anjuran Al-Qur’an dan sejumlah Hadits telah disebutkan penulis di atas.

“Untuk itu, mari kita semua bersinergi dan kolaborasi dalam mewujudkan anak Indonesia dari sejak dini terutama dari rahim sang Ibu yang sehat, kuat, cerdas dan tentunya menghasilkan buah hati regenerasi anak bangsa disamping kuat secara fisik dan mental, sehat dan cerdas juga memiliki benteng keimanan dan ketaqwaan yang sesuai dengan tuntunan dan pedoman Al-Qur’an dan Hadits bagi regenerasi lahir dari rahim ibu yang mayoritas ummat muslim.

Untuk itu, kita semua Penyuluh Agama diseluruh penjuru Nusantara yang tergabung dalam organisasi profesi tercinta kita ‘Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI)’ mari terus semangat menggelorakan dan mengkampanyekan pencegahan stunting sejak dini menuju anak Indonesia sehat, cerdas baik secara intelektual dan mentalitas serta didorong dengan benteng pondasi Agama yang menurut keyakinannya masing-masing ini.

Oleh:
Aditya Candra Utama,S.Kom.I
Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Bengkulu

Komentar